Senin, 17 Mei 2010

sejarah peradaban islam di kota sepanyol

PEMBAHASAN

A. Asal Mula Peradaban di Spanyol
Sebagaimana disebutkan dalam Bab III, Spanyol diduduki umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari dinasti : Bani Umayah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik, (685-705 M). Khalifah Abd al-Malik mengangkat Hasan ibn Nu’man al-Ghassani menjadi gubemur di daerah itu. Pada masa Khalifah al-Walid, Hasan ibn Nu'man sudah digantikan oleh Musa ibn Nushair. Di zaman al¬Walid itu, Musa ibn Nusair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Marokko Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukanke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barban di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka inenyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan- kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu dari pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu propinsi dari Khilafah Bani Umayah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83; H (masa al-Walid). Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, di kawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi! basis kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gothik. Kerajaan ini sering menghasul penduduk agar membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan Islam. Setelah kawasan ini betul-betul dapat dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan Spanyol. Dengan demikian, Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum mualimin dalam penaklukan wilaya Spanyol.
Dalam proses penaklukan spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-¬satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. la menyeberangi selat yang berada diantara Marokko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang lima ratus orang di antaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti. la menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasiian Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.
Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih rata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid. Pasukan itu kemudian menyeberangi Selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyo1. Dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama Bakkah, Raja Koderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan pasukannya pasukan sebanyak 5000 personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini. belum sebanding dengan pasukan Gothik yang jauh lebih besar, 100.000 orang.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu, Musa ibn Nushair merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar, la berangkat menyeberangi selat itu, dan satu persatu kota yang dilewatinya dapat ditaklukkannya. Setelah Musa berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa kera¬jaan Gothic, Theodomir di Orihuela, la bergabung dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari Saragosa sampai Navarre.
Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Abdil Aziz tahun 99 H/717 M. Kali ini sasaran ditujukan untuk menguasai daerah sekitar pegu¬nungan Pyrenia dan Perancis Selatan. Pimpinan pasukan diperca¬yakan kepada Al Samah, tetapi usahanya itu gagal dan la sendiri terbunuh pada tahun 102 H. Selanjutnya, pimpinan pasukan diserahkan kepada Abd al-Rahman ibn Abdullah al-Ghafiqi. Dengan pasukannya, la menyerang kota Bordesu, Poiter, dan dari sini la mencoba menyerang kota Tours. Akan tetapi, di antara kota . Poiter dan Tours itu la ditahan oleh Charles Martel, sehingga penyerangan ke Perancis gagal dan tentara yang dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol.
Sesudah itu, masih juga terdapat penyerangan-penyerangan, seperti ke Avirignon tahun 734 M, ke Lyon tahun 743 M, dan pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah. Majorca, Corsia, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus dan sebagian dari Sicilia juga jatuh ke tangan Islam di zaman Bani Umayah. Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum Muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh menjangkau Perancis Tengah dan bagian besi penguasa Visighotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat pada penderitaan masyarakat." Akibat perlakuan yang keji, koloni-kolani Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan pemberontakkan. Perpecahan dalam negeri Spanyol ini banyak membantu keberhasilan campur tangan Islam di tahun 711 M. Perpecahan itu amat banyak coraknya, dan sudah ada jauh sebelum kerajaan Gothic berdiri.
Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyara¬kat: Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal, sewaktu Spanyol berada di bawah permerintahan Romawi, berkat kesuburan tanahnya, pertanian , maju pesat. Demikian juga pertambangan, industri dan perdagangan { karena didukung oleh sarana transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun. Hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa digarap, beberapa pabrik ; ditutup, dan antara satu daerah dan daerah lain sulit dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat perawatan.
Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam.
Awal kehancuran kerajaan Ghot adalah ketika Raja Roderick memindahkan ibu kota negaranya dari Seville ke Toledo, semen¬tara Witiza, yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo, diberhentikan begitu saja. Keadaan ini memancing amarah dari. Oppas dan Achila, kakak dan anak Witiza. Keduanya kemudian bangkit menghimpum kekuatan untuk menjatuhkan Roderick. Mereka pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan kaum muslimin. Sementara itu terjadi pula konflik antara Roderick dengan Ratu Julian, mantan penguasa wilayah Septah. Julian juga bergabung dengan kaum Muslimin di Afrika Utara dan mendukung usaha umat Islam untuk menguasai Spanyol. Julian bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai oleh Tharif, Thariq dan Musa.
Hal menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak mempunyai semangat perang. Selain itu, orang Yahudi yang selama ini Rekan juga mengadakan persekutuan dan memberi¬kan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.
Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu, dan penuh percaya diri." Mereka pun cakap, berani, dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.

B. Perkembangan Islam Di Spanyol
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir di sana, Islam memainkan peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh setengah abad. Sejarah panjang yang dilalui umat Islamdi Spanyol itu dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu;
1. Periode Pertama (71I-755 M)
Pada periode ini, Spanyol becada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas- politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna; gangguan-gangguan masih terja¬di, baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Di samping itu, terdapat perbedaan pandangan antara khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang paling berhak menguasai daerah Spanyol ini.Oleh karenaitu, terjadi duapuluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara. Hal ini ada hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama, antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Di dalam etnis Arab sendiri terdapat dua golongan yang terus-menerus bersaing, yaitu suku Qaisy (Arab Utara) clan Arab Yamani (Arab Selatan). Perbedaan etnis ini seringkali menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak ada figur yang tangguh. Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak lama.
Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri. Setelah berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya mereka mampu mengusir Islam dari bumi Spanyol. Karena seringnya terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh dari luar, maka dalam periode ini Islam Spanyol belum memasuki keaiatan pembangunan di bidang per¬adaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd al-Rahman Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H/755 M.
2. Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dakhil (Yang Masuk ke Spanyol). Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbas ketika yang terakhir ini berhasii menaklukkan Bani Umay¬yah di Damaskus. Selanjutnya, ia berhasil mendirikan dinasti Bani Umayyah di Spanyol. Penguasa-penguasa Spanyol pada periode ini adalah Abd al-Rahman al-Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abd al ¬Rahman al-Ausath, Muhammad ibn Abd al-Rahman, Munzir ibn Muhammad, dan Abdullah ibn Muhammad.
Pada periode ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban. Abd al-Rahman al-Dakhil mendirikan mesjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol. Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam, dan Hakam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memprakarsai tentara bayaran di Spanyol. Sedangkan Abd al-Rahman al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Pemikiran filsafat juga mulai masuk pada periode ini, terutama di zaman Abdurrahman al-Aushat. la mengundang para ahli dari dunia Islam lainnya untuk datang ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol mulai semarak.
Sekalipun demikian, berbagai ancaman dan kerusuhan terja¬di. Pada pertengahan abad ke-9 stabilitas negara terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatik yang mencari kesyahidan (Martyrdom). Namun, Gereja Kristen lainnya di seluruh Spanyol tidak menaruh simpati pada gerakan itu, karena pemerintah Islam mengembangkan kebebasan beragama. Penduduk Kristen diper¬bolehkan memiliki pengadilan sendiri berdasarkan hukum Kris¬ten. Peribadatan tidak dihalangi. Lebih dari itu, mereka diizinkan mendirikan gereja baru, biara-biara di samping asrama rahib atau lainnya. Mereka juga tidak dihalangi bekerja sebagai pegawai pemerintahan atau menjadi karyawan pada instansi militer.
Gangguan politik yang paling serius pada periode ini datang dari umat Islam sendiri. Golongan pemberontak di Toledo pada tahun 852M membentuk negara kota yang berlangsung selama 80 tahun. Di samping itu sejumlah orang yang tak puas membangkit¬kan revolusi. Yang terpenting diantaranya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Hafshun fan anaknya yang berpusat di pegu¬nungan dekat Malaga. Sementara itu, perselisihan antara orang¬orang Barbar dan orang-orang Arab masih sering terjadi.
3. Periode Ketiga (912-1013 M)
Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abd al ¬Rahman III yang bergelar "An-Nasir" sampai munculnya raja-¬raja kelompok" yang dikenal dengan sebutan Muluk al-Thawaif. Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah, penggunaan gelar khalifah tersebut bermula dari berita yang sampai kepada Abdurrahman III, bahwa Al-Muktadir, Khalifah daulat Bani Abbas di Baghdad meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Menurut penilaiannya, keadaan ini menunjukkan bahwa suasana pemerintahan Abbasiyah sedang berada dalam kemelut. la berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang paling tepat untuk memakai gelar khalifah yang telah hilang dari kekuasaan Bani Umayyah selama 150 tahun lebih. Karena itulah, gelar ini dipakai mulai tahun 929 M. Khalifah¬-khalifah besar yang memerintah pada periode ini ada tiga orang, yaitu Abd al-Rahman al-Nasir (912-961 M), Hakam II (961-976 M), dan Hisyam II (976-I009 M).
Pada periode ini umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad. Abd al-Rahman al-Nashir mendirikan universitas Cor¬dova. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan clan kemakmuran. Pembangunan kota berlangsung cepat.
Awal dari kehancuran khilafah Bani Umayyah di Spanyol adalah ketika Hisyam naik tahta dalam usia sebelas tahun. Oleh karena itu kekuasaan aktual berada di tangan para pejabat. Pada tahun 981 M. Khalifah menunjuk Ibn Abi Amir sebagai pemegang kekuasaar. secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang berhasil menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan Islam dengan menyingkirkan rekan-rekan dan saingan-saingannya. Atas keberhasilan-keberhasilannya, ia mendapat gelar al-Manshur Billah. la wafat pada tahun 1002 M dan digantikan oleh anaknya ai-Muzaffar yang masih dapat mempertahankan keunggulan kerajaan. Akan tetapi, setelah wafat pada tahun 1008 M, ia digantikan oleh adiknya yang tidak memiliki kualitas bagi jabatan itu. Dalam beberapa tahun saja, negara yang tadinya makmur dilanda keka¬cauan dan akhirnya kehancuran total. Pada tahun 1009 M khalifah mengundurkan diri. Beberapa orang yang dicoba untuk menduduki jabatan itu tidak ada yang sanggup memperbaiki keadaan. Akhirnya pada tahun 1013 M, Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketika itu, Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.
4. Periode Keempat (I013-1086 M)
Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negera kecil di bawah pemerintahan raja-raja gotongan atau Al-Mulukuth-Thawaif, yang berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar di antaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada periode ini umat Islam Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus berkembang padaperiode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sasterawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana lainnya.
5. Periode Kelima (1086-I248 M)
Pada periode ini Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (1086-1143 M) dng dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusa (ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasa mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy. la masuk ke Spanyol atas "undangan" penguasa-penguasa Islam di sana yang tengah memikul beban berat perjuangan mempertahankan negeri-negerinya dari serangan-serangan orang-orang Kristen: dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086M dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia. Karena perpecahan di kalangan raja-raja muslim, Yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi, penguasa-penguasa" sesudah ibn Casyfin adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun di. Spanyol dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun. Pada masa dinasti Murabithun, Saragossa jatuh ke tangan Kristen, tepatnyta tahun 1118 M. Di Spanyol sendiri, sepeninggal dinasti ini, pada mulanya muncul kembali dinasti-dinasti kecil, tapi hanya berlangisung tiga tahun. Pada tahun 1146 M penguasadinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Utara merebut daerah ini.
6. Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492); Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggtinya menjadi raja. Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad ibn Sa'ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdenand dan Isabelia untuk menjatuhkannya. Dua penguasa Kristen ini doat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik tahta.

C. Kemajuan Peradaban
Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa, dan kemudian dunia, kepada kemajuan yang lebih kompleks.
1. Kemajuan Intekltual
Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburan itu mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir.
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemen yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan al-Muwalladun (orang-orang Spanyol orang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara), al-Shaqaliba (penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen Muzareb yang berbudaya Arab' dan Kristen yang masih menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknva lingkungan budaya Andalus yang melahirkan keebangkitan iImiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.

a. Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yangsangat brilliant dalam bentangan sejarah Islam. la berperan sebagai jembaatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abd al-Rahman (832-886 M).
Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Tumur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan umversitas-universitasnya mampu menyaingi`Baghad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dila kukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyahdi Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail pendudukasli Wadi Asy, sebuah dusun kecil sebelah timur Granada dan wafat pada usia (anjut tahun 1185 M. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. la lahir tahun 1126 M meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah mujtahid.
b. Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Farna termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim Ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilimu astronomi. la dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. la juga berhasil membuat teropong modern yang menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umu al-Hasan bin Abi Ja’far dan saudara perempuan al Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian Barat melahirkan banyak pemikir terkenal. Ibn Jubair dari Valeicia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri Muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Turi adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian pindah ke Afrika. Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang sains.
c. Fiqih
Dalam bidang fikih, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziyad ibn Abd al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisyam ibn Abd al-Rahman. Ahli-ahli fikih lainnya di antaranya adalah Abu Bakr ibn al Quthiyah, Munzir ibn Sa'id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.
d. Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan seni suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan ibn Nafi yang dijuluki Zaryab. Setiap kali diselenggarakan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. la juga terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang dimilikinya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.
e. Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non -Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomor¬duakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn Al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Gharnathi.
Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra banyak bermunculan, seperti Al-’1qd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al¬Dzakhirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, Kitab al¬kalaid buah karya al-Fath ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain.
2. Kemegahan Pembangunan Fisik
Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian mat Islam sangat banyak. Dalam perdagangan, jalan jalan dan pasar-pasar dibangun. Bidang pertanian demikian juga. Sistem baru diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang tidak mengenal sebelumnya. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder tersier, dan jembatan jembatan air didirikan. Tempat-tempat yang tinggi, dengan begitu, juga mendapat jatah air.
Orang-orang Arab memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Kalau dam digunakan untuk mengecek curah air waduk (kolam) dibuat untuk konservasi (penyimpanan air). Pengaturan hydrolik itu dibangun dengan memperkenalkan roda air (water wheel) asal Persia yang dinamakan na'urah (SpanyolNoria). Di samping itu, orang-orang Islam juga memperkenalkan pertanian padi, perkebunan jeruk, kebun-kebun dan taman-taman.
a. Cordova
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian diambil alih oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa muslim kota ini dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman dibangun untuk menghiasi ibu kota Spanyol Islam itu. Pohon-pohon dan bunga-bunga diimpor dari Timur. Di seputar ibu kota berdiri istana-istana yang megah yang semakin mempercantik pemandangan, setiap istana dan taman diberi nama tersendiri dan puncaknya terpancang istana Damsik.
b. Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir ummat Islam di Spanyol. Di sana berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-arsitektur bangun¬annya terkenal di seluruh Eropa. Istana al-Hamra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam. Istana itu dikelilingi taman-taman yang tidak kalah indah¬nya.
3. Faktor faktor Pendukung Kemajuan
Spanyol Islam kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abd al Rahman al-Dakhil, Abd al-Rahman al-Wasith dan Abd al-Rahman al-Nashir.
Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang memelopori kegiatan-kegiatan ilmiah yang terpenting di antara penguasa dinasti Umayyah di Spanyol dalam hal ini adalah Muhammad Ibn Abd al¬Rahman (852-886) dan al-Hakam II al-Muntashir (961-976). Meskipun ada persaingan yang sengit antara Abbasiyah Baghdad dan Umayah di Spanyol, hubungan budaya dari Timur¬dan Barat tidak selalu berupa peperangan. Sejak abad ke-11 M dan seterusnya, banyak sarjana mengadakan perjalanan dari ujung barat wilayah Islam ke ujung timur, sambil membawa buku-buku dan gagasan-gagasan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun umat Islam terpecah dalam beberapa kesatuan politik, terdapat apa yang disebut kesatuan budaya dunia Islam.

D. Penyebab Kemunduran Dan Kehancuran
1. Konflik Islam dengan Kristen
Para penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka, termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata. Namun demikian, kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak pernah berhenti dan pertentangan diantara Islam dan Kristen. Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam sedang mengalmi kemunduran,
2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Kalau di tempat-tempat lain para muallat diperlakukan sebagai orang Islam yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi. Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah `ibad dan muwalladun kepada para muallaf itu, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan. Akibatnya, kelompok-kelompok etnis non Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut. Hal ini menunjukkan tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan, di samping kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu.
3. Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat "serius", sehingga lalai membina perekonomian. Akibat Perpecahan politik pada masa Muluk al-Thawa'if dan sesudahnya tidak menyebabkan mundurnya peradaban. Masa itu bahkan merupakan puncak kemajuan ilmu pengetahuan, kesenian, dan kebudayaan Spanyol Islam. Setiap dinasti (raja) di Malaga Toledo. Sevilla, Granada, dan lain-lain berusaha menyaing Cordova. Kalau sebelumnya Cordova merupakan satu-satunyu pusat ilmu dan peradaban Islam di Spanyol, Muluk al Thawa’if berhasil mendirikan pusat-pusat peradaban baru yang di antaranya justru lebih maju.




PERADABAN ISLAM DI MONGOL

A. Awal Peradaban
Masa Mongol dalam sejarah kebudayaan Islam dimulai sejak jatuhnya Baghdad pada tahun 656 H/ 1258 M sampai masuknya tentara Usmani ke Mesir kemudian menguasai Afrika Utara, Jazirah Arab,Siria pada tahun 1517 M di bawah pimpinan Sultan Salim. Kekuasaan Mongol membujur dari perbatasan India di sebelah Timur sampai ke perbatasan Siria di sebelah Barat, di celah-celah itu pernah keturunan Persi dan Arab menguasai Persia dan Irak dalam waktu singkat. Di daerah kekuasaan Mongol ini berdiri Daulah Elkhaniyah yang berkuasa di Irak dan Persi yang kemudian digantikan oleh daulah Timuriyah. Daulah Syagtaniyah yang menguasai Turkistan dan Afganistan, kemudian juga direbut oleh daulah Timuriyah.

B. Ciri - ciri Masa Mongol
a. Berpindahnya pusat ilmu.
Kegiatan ilmu yang pada masa Abbasiyah berpusat di kota-kota Baghdad, Bukhara, Naisabur, Ray, Cordova, Sevilla, ketika kota-kota tersebut hancur maka kegiatan ilmu berpindah ke kota-kota Kairo, Iskandariyah, Usyuth, Faiyun, Damaskus, Hims, Halab dan lain-lain kota di Mesir dan di Syam.
b. Tumbuhnya ilmu-ilmu baru.
Dalam masa ini mulai matang ilmu umron (sosiologi) dan filsafat tarikh (philosophy of history) dengan munculnya Muqaddimah Ibn Khaldun sebagai kitab pertama dalam bidang ini. Juga mulai disempurnakan penyusunan ilmu politik, ilmu tata usaha, ilmu peperangan, ilmu kritik sejarah.

c. Kurangnya kutubul khanah.
Dalam zaman ini banyak perpustakaan besar yang musnah bersama segala kitabnya karena terbakar atau tenggelam di tengah-tengah suasana yang kacau waktu penaklukan Mongol di Timur dan penyerangan Spanyol di Barat. Atau pemusnahan kitab-kitab dan perpustakaan sebagai akibat terjadinya pertentangan sengit antara firqah-firqah agama. Atau karena menjadi rusaknya kertas dan mengaburnya tinta akibat lapuk di makan usia.

C. Kondisi Keagamaan
Penguasaan Mongol atas daulah Islam hampir memusnahkan unsur Arab dan bahasanya, juga agama Islam. Dengan tindakan pemusnahan pembakaran dan pembunuhan selama peperangan maka ratalah kota dan daerah yang dikuasai. Mereka bunuh penduduknya, mereka rampas hartanya, mereka runtuhkan gedung-gedungnya, mereka bakar kutubul khanahnya, maka musnahlah perbendaharaan kebudayaannya. Namun suatu hal yang luar biasa bahwa Jenghis Khan yang meruntuhkan semua itu, di antara keturunanna ada yang bangun menjadi, pemelihara dan pembangun kembali agama dan kebudayaan Islam.

D. Umat Islam Melahirkan Ilmuwan Besar
Ummat Isiam masih melahirkan Ilmuwan Besar. Ketika kaum Muslimin terendam darah kesedihan, serangan Mongol sedang menghebat, pembunuhan, penghancuran, perampokan dan pemusnahan merajalela, masih juga ummat Islam dapat berfikir, menciptakan sesuatu yang besar dan melahirkan ilmuwan internasional walaupun jumlahnya sedikit, antara lain :
a. Ibnu Taimiyah
Lima tahun sesudah Baghdad runtuh 1258 M oleh Hulago dan penyerbuan Mongol masih sedang giat-giatnya, lahirlah Ibnu Taimiyah tahun 661 H/1263 M. di Harran. la adalah seorang perintis dan pejuang bidang agama. Sewaktu masih bayi bapaknya membawanya pindah ke Damaskus, ibukota Syam. Disanalah dia belajar dan rnenyelesaikan pelajarannya.
b. Nasir Ad-Din Tusi
Nasir ad-Din Tusi nama lengkapnya adalah Abu Jafar Muhammad ibn Muhammad ibn Hasan Nasir ad-Din Tusi wafat tahun 676 H / 1274 M. Nasir ad-Din Tusi mendirikan sebuah observatorium di Maragha, sebuah tempat yang terletak di Asia kecil. Dari observatorium ini ia dapat memperbaharui ilmu bintang. Diperbuatnya jadwal perjalanan bintang baru yang dinamai jadwal Elkhaniah, sebagai penghormatan kepada raja Mongol yang memberi sokongan untuk mendirikan observatorium itu. Alat dan perkakas ervatorium Maragha sangat menarik perhatian orang. Yang sangat menakjubkan adalah sebuah perkakas yang merupakan sebuah berputar, disusun atas berbagai cincin. Bola dipergunakan untuk menentukan tiap-tiap bintang di cakrawala. Ilmu ini sudah lama diimpikan orang pandai semenjak dahulu kala, tapi gagal membuatnya. Ptolemy dan orang-or¬ang pandai Alexandria telah mencoba membuatnya tetapi belum pernah berhasil. lain dari itu di Maragha didapati pula perkakas istimewa masing-masing terpisah karya khusus. Salah satunya yang besar ialah bukunya AI-Radd 'ala al-Manthiqiyyah (Bantahan pada para ahli logika) yang dihargai sangat tinggi oleh para sarjana modern. Sebuah karya lainnya ditulis Ibn Taimiyah sebagai kritik yang itujukan khusus kepada filsafat Ibn Rusyd dalam bukunya al-Kasyfu 'an Manahij al-Adillah Penyingkapan berbagai metode nembuktian).


E. Komentar para Orientalis terhadap Kaum Muslimin di Negeri Spanyol
Banyak komentar yang diberikan oleh kawan Orientalis Barat terhadap masuknya kaum Muslimin dan sumbangsih serta kemajuan yang diberikan oleh mereka (kaum Muslimin) di Spanyol.
Sebenarnya, hal yang memudahkan kaum Muslimin menaklukkan Spanyol adalah keadaan Spanyol yang sangat kacau sebelum kedatangan kaum Muslimin di sana. Kekacauan itu disebabkan adanya pertikaian-pertikaian antara sesama umat Nasrani. Belum lagi, adanva pertentangan antar sesama penguasa daerah untuk merebut kekuasaan di Spanyol sendiri.
Sehubungan dengan kejadian itu. seorang ahli sejarah Spanyol Saveedra menyatakan penyesalannya dalam bukunya Estudio Sobre Ia In vasion de Los bes eu Espana sebagai berikut:
"Tidak berlebihan jika kita katakan bahwa sebelum kedatangan kaum Muslimin di Spanyol, keadaan Spanyol sangat terbelakang sekali. Sebagai¬mana tidak berlebihan pula jika kita katakan bahwa sumbangan kaum Muslimin sangatlah besar dalam memajukan negeri Spanyol. Sebab utama kemunduran bangsa Spanol sebelum kedatangan kamt Muslimin adalah banyaknya kekacauan dan pertikaian yang meliputi seluruh Spanyol. Kematian raja Gathisiyah menyebabkan negara Spanyol dilanda pertikaian agama. Duduknva panglima Rhoderik di singgasana Spanyol menyebabkan banyak lawannya yang minta bantuan dari bangsa asing untuk menumbangkan panglima Rhoderik. Setelah kaum Muslimin datang ke Spanyol, satu per satu benteng dan kota Nasrani jatuh ke tangan kaum Muslimin, sampai sampai panglima Theodomere menolak untuk bersatu dengan tentara Nasrani di bawah pimpinan Storuyac untuk memukul mundur kaum Muslimin. Sungguh keadaan demikian itu karena tidak adanya persatuan antar sesamanya, seperti yang ada pada bangsa Spanyol dewasa ini.

KESIMPULAN

Sebuah sejarah peradaban Islam yang berada di Spanyol asal mulanya timbul salah satunya yang dipelopori oleh salah satu khalifah Alwalid (705-715 M) dia adalah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol umat Islam menguasai Afrika Utara untuk dijadikan sebagai salah satu Propinsi dari dinasti bani Umayyah.
Setelah itu sesudah Islam masuk di kota Spanyol ini ada sebuah perkembangan. Perkembangan terjadi pada masa itu yang terjadi pada enam perode diantaraya:
a. Perode pertama (711-755 M)
b. Perode kedua (755-912 M)
c. Perode ketiga (912-1013 M)
d. Perode keempat 1013-1086 M)
e. Perode kelima (1086-1248 M)
f. Perode keenam (1248-1492 M)
Di sinilah Islam mulai berkembang pesat di kota Spanyol melalui peradaban peradaban yang ada di kota Spanyol diantaranya:
1. Kemajuan Intelektual
Diantaranya: a) Filsafat, b) sain, c) Fiqih, d) musik kesenian, e) bahasa dan sastra.
Dengan pemerintahan yang bbaik menghasilkan pembangunan kota-kota diantaranya adalah: a. Cordova, b. Granada
Adapun awal permulaan peradaban Islam di Mongol adalah dengan ditandai jatuhnya kota Bagdad pada tahun 1258 M, ke tangan bangsa Mongol dan ini merupakan akhir khilafah bani Abbasiyah tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam pada bani Abbasiyah dan di situlah awal mula masuknya tentara Islam ke Mesir kemudian menguasai Afrika pada tahun 1517 M, di sinilah kemudian peradaban Islam di daerah Mongol menjadi pusat para rajja-raja Islam terdahulu.

DAFTAR PUSTAKA

Syalabi, Ahmadi. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid 2, Jakarta: Pustaka Al Husna, 1983
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1, Jakarta: UI Pres, 1985
Grunebaum, Sejarah Islam Kesatuan Keseragaman, Jakarta: Yayasan
Husni, Mustofa, As-Siba’’I, Khazanah Peradaban Islam, Bandung Pustaka Setia, 2002
As-Sya’labi Mausu’ah Al-Tarikh Al-Islam, wal Hadroh al-Islamiyah, Jilid 4 (Kairo: Maktabah Nadharoh Misriyah, 1974

Tidak ada komentar:

Posting Komentar